Museum Batubara Bukit Asam Tanjung Enim Merupakan Tempat Edukatif
Faktamuaraenim.com – Museum batubara bukit asam Tanjung Enim pasca lebaran idul Adha 1444 Hijriyah dihari ketiga masih tetap dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun luar daerah yang berlokasi di kelurahan pasar Tanjung Enim kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim Sumsel. Sabtu (01/07/23).
Suasana liburan pasca lebaran di hari ketiga ini, para pengunjung memanfaatkan waktu liburan untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga, hal tersebut diungkapkan salah satu pengunjung dari Bandung Didin menyempatkan bersama keluarga untuk mengunjungi Museum batubara bukit asam.
Dikatakan Didin saat berbincang bincang usai naik motik (kereta yang digunakan sebagai transportasi bagi karyawan PN. TABA dahulu yang hendak bekerja di tambang) saat ditanya kesannya dalam kunjungan di Museum batubara bukit asam “saya merasa terkesan, serasa seperti waktu tahun enam puluhan sampai tahun tujuh puluhan, apalagi saat naik kereta motik,” ucapnya.
Ia juga sangat apresiasi dan juga bagus museum batubara bukit asam ungkapnya, ketika masuk ruangan museum, kita bisa mengetahui jenis batubara yang di pajang berbagai jenis, juga foto foto direktur yang pernah pimpin perusahaan milik negara ini.
Lebih lanjut dikatakan Didin “luar biasa Museum batubara, ini dapat dijadikan edukatif bagi pelajar bisa menambah pengetahuan tentang jenis batubara, mulai dari tambang tradisional sampai modern, dari peralatan yang sederhana, sampai menggunakan alat yang super canggih,” paparnya.
Sementara Iwan juga mengungkapkan, ia datang dari Palembang sengaja untuk mengunjungi Museum batubara bukit asam karena melihat bagaimana kondisi museum ini sekaligus bertandang dengan kakak saya Putut yang tinggal di tanah putih, sebuah komplek perumahan para karyawan PTBA yang sudah punya jabatan penting di perusahaan ini.
Ditambahkan Iwan “museum batubara dapat dijadikan pembelajaran bagi pelajar untuk menambah pengetahuan yang sangat berarti, selain hiburan dan menambah pengetahuan, juga di lokasi museum ini berdiri bangunan miniatur yang ada di Palembang,” imbuhnya.
Harapan ke depannya, “di museum batubara perlu di tambah wahana bermain anak-anak, karena kalau anak anak suka bermain, sedangkan orang tua atau orang dewasa bisa melihat jenis batubara guna menambah pengetahuan, baik itu kinerja karyawan tempo dulu atau peralatan yang digunakan,” demikian tutup Iwan sambil mengakhiri perbincangan.
Laporan : M. Umar.