Sekilas kehidupan Arsan, seorang suami yang ingin membahagiakan keluarga
Faktamuaraenim.com | Muara Enim – Perjuangan seseorang itu tidak lain dari usaha kerja keras dan berdoa kepada sang kuasa. Seperti yang dilakukan oleh Arsan. Seorang yang memulai kinerja sebagai sopir di sebuah perusahaan dari mulai tahun 1998 sampai saat ini tahun 2022.
Lika liku kehidupan telah dilalui dirinya demi mencapai tujuan hidup untuk membahagiakan sebuah keluarga. Pernah dirinya bekerja sebagai sopir harian disebuah perusahaan yang dimana untuk makan sehari hari harus merogoh kantong sendiri sementara gaji dari perusahaan tidak banyak serta pembayaranpun sering tersendat.
“Namanya kita bekerja dengan perusahaan harus taat, apapun bentuknya dan resikonya harus kita hadapi, karena hidup didunia ini tidak mudah, makan sehari haripun mesti mencari banting tulang 24 jam,” ujarnya.
Arsan sendiri orang kelahiran Tanjung Enim, tepatnya tanggal 21 -12-1975 yang artinya usia dirinya saat ini sudah 47 Tahun memasuki 50 Tahun. Di usianya saat ini telah dikarunia seorang istri berdarah Rambang, Desa Kapak Tengah dengan nama Susilawati dan diberi rezeki oleh allah swt tiga (3) orang buah hati, dua perempuan dan satu laki laki. Dan orang tuanya sendiri asli orang Penukal Abab Lematang Ilir (Pali), tapi duluanya Pali itu masih Muara Enim yang namanya Ogan Ilir Lematang Tegah (LIOT).
“Anak yang pertama sudah sekolah tingkat SMP N 1 dan, yang kedua MTSN 1 dan terakhir si bungsu baru meranjak usia 3 tahun,”. imbuh suami dari Susilawati.
Ia mengatakan, sudah 20 Tahun lebih bekerja menjadi sopir disebuah perusahan baginya tidak ada kendala lantaran, setiap pekerjaan itu pasti banyak resiko dan capek tapi dirinya hadapi dengan sabar dan terus berdoa karena yakin, semua itu adalah milik dari sang maha pencipta. Pernah, dirinya mengalami pengalaman yang bisa dikatakan cukup pahit dalam bekerja tapi bukan sebagai sopir diperusahaan melainkan sebagai karyawan. Lantaran makan sehari hari harus membawa bekal sendiri dan harus merogoh kantong sendiri untuk mengisi minyak karena perusahaan tersebut masih merintis, jadi bisa dikatakan saling bantu karena dirinya saat itu dekat dengan pimpinan perusahaan.
“Berbicara pengalaman pahit itu banyak, tapi semua itu saya hadapi dan jalani dengan ikhlas. karena yakin, kehidupan ini pasti berubah seiring berjalannya waktu dan terus berusaha dan berdoa,” imbuhnya.
Dari sekian banyak dirinya bekerja sebagai sopir dari sebuah perusahaan berkisar 10 perusahaan, dan saat ini telah menetap di perusahaan PT.TNS (Trans Nusantara Sejahtera) dan menjabat sebagai humas.
Dari yang dulunya harian lepas, pidah pindah tempat bekerja dan sampai dipercaya perusahaan untuk menjadi humas diperusahaan transfortir batu bara.
“Bisa dibilang saya sekarang sudah kaya karena saat ini sudah ada pemasukan yang cukup untuk menghidupi keluarga, beda dengan dulu yang sering banyak kekurangan, sering meminta uang dengan teman dan keluarga untuk kebutuhan sehari hari,” ucap seorang pria yang memiliki tiga anak.
Lebih lanjut dikatakan, suami dari Susi tersebut, saat ini dirinya telah bekerja sebagai humas PT. TNS sudah lebih dari 5 Tahun dan diberi kepercayaan oleh Perusahaan untuk menjadi Humas di PT.TNS dan dirinya sangat bersyukur bekerja diperusahaan ini, karena perusahaan ini memiliki komitmen yang bagus serta pimpinan yang baik, yang selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan. Bagi dirinya, PT. TNS ini yang paling hebat untuk kebijakan dan sosial diwilayah Servo. Karena pimpinan tersebut tidak pernah marah kepada karyawan, jikapun karyawan ada kendala dipanggil dan dicarikan solusinya jalan keluar sama sama.
Dan berharap dirinya terus bekerja diperusahaan PT.TNS ini.
“Pokoknya, perusahaan saat ini saya mengabdi mempunyai nilai bagus tersendiri bagi saya dibandingkan perusahaan perusahaan yang pernah saya tempati. Dan saya berharap terus bekerja di PT.TNS sampai perusahaan ini semakin besar,” ujarnya Arsan kelahiran Tanjung Enim.
Kemudian, dirinya berpesan kepada rekan rekan maupun orang yang senasib denganyang bekerja diperusahaan sebagai sopir ataupun lainnya. prinsip hidup ini harus menyukuri nikmat dan terima kenyataan hari ini, kalu kita terima kenyataan hidup maka hidup akan senang, walaupun dirumah hanya makan nasi cabei garam terima. Terutama dalam keluarga itu harus terus komunikasi, pahit manisnya harus komunikasi, jika hal itu dilakukan, makan hidup ini tidak akan sulit. Contoh, ketika dirumah tidak ada nasi dan istri tidak marah hanya mengatakan, hari ini tidak masak lantaran tidak ada beras. Dari sana kita seorang suami harus berfikir untuk mencari pinjaman agar anak dan istri bisa makan, karena terkadang hidup ini banyaklah mikiran hutang.
“Harus terima kenyataan, selalu bersyukur dan terus berusaha dan untuk keluarga harus terus jaga komunikasi yang baik agar hubungan rumah tangga terus harmonis,” pesan seorang ayah yang berjuang untuk istri dan anaknya. Kamis, (22/9/2022).
Laporan : Deddy S..