Dukung Kampus Berdampak Sekolah Vokasi IPB University Kembangkan Ekosistem Pertanian Hijau Berbasis Limbah di Jawa Barat
Faktamuaraenim.com – Komitmen Sekolah Vokasi IPB University untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat kembali ditunjukkan melalui Program Berdikari 2025. Kali ini, SV-IPB melakukan diseminasi hasil riset pembuatan bioaktivator dan pupuk organik berbasis limbah pertanian dan hama keong sebagai upaya mendorong pertanian mandiri dan berkelanjutan di Jawa Barat.
Riset ini merupakan kolaborasi lintas keilmuan antara peneliti SV-IPB dan petani mitra di Kabupaten Cianjur. Proyek ini tidak hanya memanfaatkan limbah organik seperti sisa sayuran, kulit buah, dan komoditas hortikultura tak layak jual, tetapi juga menghadirkan solusi untuk mengatasi hama keong mas yang kerap menjadi ancaman tanaman pangan.
Dr. Doni Sahat Tua Manalu, S.E., M.Si., Ketua Tim Peneliti, menyampaikan bahwa penelitian ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya volume limbah pasca panen di sentra hortikultura seperti Cianjur.
“Kami melihat peluang besar dari bahan-bahan yang selama ini dianggap tidak berguna. Limbah ini kami olah menjadi bioaktivator dan pupuk organik yang tidak hanya efektif menyuburkan tanah, tapi juga bernilai ekonomi,” ungkapnya.
Menurut Dr. Doni, pendekatan ini sejalan dengan misi Sekolah Vokasi IPB dalam membangun Teaching Factory konsep pendidikan vokasional yang mengintegrasikan proses produksi, pembelajaran, dan kewirausahaan.
“Kami ingin produk hasil riset ini benar-benar digunakan di lapangan, bukan hanya berhenti di laboratorium,” tambahnya.
Diseminasi yang berlangsung pada Kamis (1/5) di Okiagaru Agricoop menjadi momen penting untuk memperkenalkan formulasi bioaktivator berbahan lokal, termasuk bonggol pisang, air cucian beras, molase, dan protein dari keong mas. Kandungan mikroba fungsional seperti Lactobacillus sp., Azotobacter sp., dan Azospirillum sp. yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi menjadikan produk ini efektif dalam mempercepat proses pengomposan dan memperbaiki struktur tanah.
Mitra utama dalam riset ini, Okiagaru Agricoop, turut ambil peran dengan menyediakan limbah organik dari hasil pertanian dan pascapanen petani Cianjur. CEO Okiagaru, Agus Ali Nurdin, menyambut baik kolaborasi ini sebagai langkah strategis membangun pertanian yang ramah lingkungan dan berorientasi pada ketahanan pangan.
“Kami percaya, pendekatan lokal seperti ini justru menjadi fondasi kuat untuk pertanian masa depan yang lebih tangguh dan inklusif,” ujar Agus.
Agus menambahkan bahwa pengolahan limbah dan hama menjadi bahan pupuk bukan hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi petani dan pelajar SMK yang dilibatkan dalam proyek ini.
Melalui program ini, SV-IPB tidak hanya menyasar hasil riset yang inovatif, tetapi juga mendorong transformasi sosial melalui peningkatan kapasitas petani, penerapan ekonomi sirkular, serta penguatan kolaborasi antara dunia pendidikan, industri, dan komunitas.
Program Berdikari 2025 menjadi wujud nyata tekad SV-IPB University untuk menjadi kampus berdampak atau kampus yang hadir, bekerja sama, dan memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan untuk masa depan pertanian Indonesia yang lebih berkelanjutan.