Sekolah Vokasi IPB Sosialisasikan Bioaktivator dari Limbah Organik untuk Dukung Circular Economy Pertanian dan Kampus Berdampak di Jawa Barat
Faktamuaraenim.com – Sekolah Vokasi IPB University meluncurkan program inovatif bertajuk “Peningkatan Produktivitas Hortikultura melalui Penerapan Pupuk Organik Berbahan Limbah untuk Mewujudkan Circular Economy di Jawa Barat.” Program ini menjadi bentuk nyata kontribusi kampus dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ekonomi sirkular.
Berlangsung sepanjang 2025 dan dimulai sejak November 2024, program ini saat ini memasuki tahap pembuatan bioaktivator. Kegiatan dilakukan bersama mitra strategis Okiagaru Agricoop serta melibatkan siswa SMK dan LKP di Cianjur sebagai bagian dari pemberdayaan pendidikan vokasi.
Fokus utama dari inisiatif ini adalah mengolah limbah pertanian, rumah tangga, dan organik lainnya menjadi pupuk cair organik berkualitas tinggi. Targetnya adalah tanaman hortikultura seperti seledri dan pakcoy yang menjadi komoditas unggulan petani lokal.
Ketua tim peneliti dari Sekolah Vokasi, Dr. Doni Sahat Tua Manalu, menyampaikan bahwa gagasan program ini lahir dari kepedulian terhadap besarnya potensi limbah organik yang belum termanfaatkan secara optimal.
“Kami ingin mendorong transisi dari pertanian konvensional menuju pertanian sirkular yang memberdayakan petani untuk memproduksi pupuk sendiri dari limbah yang mereka miliki,” ujar Dr. Doni.
Ia menambahkan, pendekatan ini sekaligus membuka peluang besar bagi pengembangan produk berbasis lokal yang ramah lingkungan.
“Bukan hanya soal pupuk, tapi juga soal kemandirian, efisiensi biaya, dan membangun sistem pertanian yang berkelanjutan dari desa,” tegasnya.
Senada dengan hal itu, Agus Ali Nurdin dari Okiagaru Agricoop mengungkapkan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. Menurutnya, sinergi antara akademisi dan praktisi sangat penting untuk mewujudkan pertanian yang adaptif terhadap isu lingkungan dan pangan.
“Kami siap mendukung dari hulu ke hilir dari penyediaan limbah, proses produksi, sampai promosi produk,” jelas Agus.
Agus juga menilai, keterlibatan pelajar SMK dan lembaga kursus merupakan langkah cerdas dalam membentuk generasi muda yang melek pertanian berkelanjutan dan wirausaha hijau.
“Kami harap ini jadi awal terbentuknya ekosistem bisnis baru yang berbasis ekonomi hijau di Cianjur,” tambahnya.
Program ini mencakup rangkaian kegiatan mulai dari pemetaan kebutuhan mitra, analisis limbah, formulasi bioaktivator dan pupuk organik, hingga pengujian efektivitas terhadap tanaman hortikultura. Selain itu, dilakukan pula pelatihan dan transfer teknologi kepada petani dan peserta didik agar mereka dapat mengadopsi teknologi ini secara mandiri.
Melalui hilirisasi limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, Sekolah Vokasi IPB University berharap inisiatif ini dapat menjadi model bagi pengembangan pertanian sirkular di Indonesia yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani.